[starttext]
SEKADAR PERKONGSIAN VIDEO SAMA-SAM RENUNG DAN CARI PENYELESAIAN...
[endtext]
koleksi video dan lagu menarik dalam dunia Islam
Kenapa yang dinamakan ustazah itu..
menyuruh kami menukar penampilan
dr bertudung labuh ke tudung 'Arini'
katanya 'kamu di bidang engineering tak sesuai'
'susah utk mendapat pekerjaan'
kenapa begitu ye ustazah?
tidakkah ustazah tahu tudung tu singkat?
bukan saja singkat,malah melekat
itukah tuntutan syarak?
duhai ustazah..
ustazah sepatutnya membela kami
menjaga kami agar kami tidak terpesong
tapi sebaliknya yg sedemikian terjadi
bukankah tuntutan syarak itu memakai pakaian longgar
memakai tudung yang labuh dan menutupi paras dada?
seperti yang telah tercatat dalam kalamNYA
tidak kiralah bidang perguruan ke,doktor ke,
bahkan engineering sekalipun
bukannya kami tidak tahu
perkara ini telah dibahaskan oleh para penceramah2 hebat
kami tahu bila masa kami kena pakai pakaian yang bersesuaian
bila pergi ke tapak projek,atau panjat tiang contohnya,
kami takkan pakai jubah atau baju kurung
kami akan pakai seluar,tp seluar yg macamana?
seluar yg masih bertepatan dengan kehendak hukum
begitu juga dalam soal tudung
harap ustazah mengerti maksud yang kami cuba sampaikan
Kenapa yang dinamakan ustazah itu...
mengesyorkan kami,atau menggalakkan kami utk ber'couple'
kononnya kena cari waktu belajar,nanti susah nak dapat jodoh
benarkah begitu ye ustazah?
tiada pula kami jumpa dalam ayat2 Allah dan hadith2 baginda
syarat utk berkahwin,perlu ber'couple' terlebih dahulu
mungkin niat ustazah baik
tapi ustazah,matlamat tidak menghalalkan cara
yang haram tetap haram,yang batil tetap batil
ustazah bukan tidak tahu,bila kami couple
apa yg akan jadi?
sudah semestinya kami asyik berjumpa dengan pasangan kami
tentunya kami akan saling merindui
paling confirm, dalam solat kami mesti terbayang wajah si dia
ustazah mahukah kami begitu?
lainlah kalau ustazah bagitahu kami
'ada orang mintak tolong ustazah,carikan bakal ISTERI,
kalo kamu bersedia,boleh ustazah kenalkan'
bukannya 'eh tak boleh mcmni,ko kena cari time bljr ni,kalo tak, membujang la ko sampai ke tua'
takpun 'ha,bwk 'dia' datang jumpa ustazah' (kononya nak tilik serasi ke tak)
wahai ustazahku..
tidak kah semua tu mengundang bahaya?
bila ada pelajar yang mengandung anak luar nikah,
semua orang menunding jari salahkan pelajar itu
sedangkan kami telah dicorak sebegitu
ustazah..
bukan kami tak mahu menerima nasihat ustazah
untuk mencari 'seseorang' semasa waktu belajar
tapi kami takut..
kami takut seandainya masjid yang kami bina dengan pasangan kami,
tidak mendapat redha Allah
takut pincang di tengah jalan
takut lahir zuriat yang tidak soleh dan solehah
takut lahir zuriat yg takut utk berjuang di jalan Allah
ustazah..
kami sangat yakin,masih ramai muslimin yg baik2..dan soleh
yg tidak meletakkan syarat utk ber'couple' sebelum nikah
itulah yg kami mahukan
muslimin yang meletakkan Allah dihadapannya
muslimin yang mengikuti sunnah Baginda
muslimin yang menjadikan syahid sbg matlamat utamanya
muslimin acuan Al-Quran..
bukan seperti lelaki yg suka 'usha' perempuan
bukan lelaki yg bila kedengaran azan,masih melepak,masih bersama dgn pasangannya
bukan lelaki yg liat utk ke majlis agama
bukan lelaki yg cintakan dunia
harap ustazah mengerti maksud yang kami cuba sampaikan...
Kenapa yang dinamakan ustazah itu...
menyokong utk mengadakan konsert di kampus?
bukan konsert nasyid tapi konsert rock
yela..rock la tu kalo dah jemput kumpulan meet uncle hussain
ada juga pelajar2 tubuh band masing2
kata ustazah, kononnya nak release tension para pelajar
kata ustazah lagi,para pelajar duduk atas kerusi
hm,bg kami,tak mungkin pelajar2 akan duduk kalo dah konsert rock
mesti bangun lompat2 jugak..
kami ada pengalaman
bila dah lagu rock, semuanya lalai
sedangkan dalam islam, menurut pendapat ulamak masa kini,
muzik diharuskan tapi mesti menepati syarak
contohnya tak boleh guna muzik-muzik
yang digunakan oleh golongan fasiq dan fasad
seperti rentak rock dan sebagainya
ustazah tentu tahu kan, Nabi bersabda
"barangsiapa menyerupai sesuatu kaum,ia seperti tergolong dalam kaum tersebut"
ustazah..
dengan konsert tu,kami para pelajar dapat tambah keimanan kami ke ustazah?
dengan konsert tu, kami para pelajar akan jadi pelajar yg berakhlak ke ustazah?
tidak ustazah..
kami pasti, kami semakin lalai dan leka
harap ustazah mengerti maksud yang kami cuba sampaikan...
Ustazah..
niat kami bukan untuk memandai-mandai
jauh sekali untuk menghentam
tapi ustazah org yg selalu berbicara ttg Allah
kenapa sanggup mengajar dan mendidik kami sebegini?
kami menutup aurat,
kerana kami ingin ikut apa yg ada dalam kitabullah
kami tak nak couple
kerana kami tidak mahu lalai dengan cinta yang menjurus kepada zina
sedang zina itu byk..zina mata,zina mulut dan zina hati atau perasaan
kami membantah perkara-perkara yg akan melalaikan kami
kerana kami takut,dalam majlis itu,kami dijemput Allah
kami takut iman kami lemah
kami takut akhlak kami rosak
dan kami takut..hilangnya maruah kami sebagai pembawa syiar Islam!
Harap ustazah mengerti maksud yang kami cuba sampaikan....
Sesungguhnya keajaiban manusia di akhir zaman ini sangat banyak dan nyata sekali. Terkadang kita kurang jeli memperhatikannya sehingga terlihat dunia ini berjalan baik-baik saja. Namun, bila kita cermati dengan baik, kita akan menemukan segudang keajaiban dan keanehan dalam kehidupan manusia akhir zaman dan hampir dalam semua lini kehidupan. Keajaiban yang kita maksudkan di sini bukan terkait dengan persitiwa alam seperti gempa bumi, tsunami dan sebagainya, atau kejadian yang aneh-aneh lainnya, melainkan pola fikir manusia yang paradoks yang berkembang biak di akhir zaman ini.
Berikut ini adalah sebagian kecil dari berfikir paradoks yang berkembang akhir-akhir ini dalam masyarakat luas. Lebih ajaib lagi, berfikir paradoks tersebut malah dimiliki pula oleh sebagian umat Islam dan para tokoh mereka. Di antaranya :
Bila seorang pengusaha atau pejabat tinggi melakukan korupsi milyaran dan bahkan triliunan rupiah, maka aparat penegak hukum dengan mudah mengatakan tidak ada bukti untuk menahan dan mengadilinya.
Namun, bila yang mencuri itu seorang nenek atau masyarakat bawah (lemah), dengan mudah dapat ditangkap, disidangkan dan diputuskan hukuman penjara, kendati mereka mengambil hanya satu buah semangka atau tiga buah kakau, mungkin saja karena lapar.
Bila ada orang atau kelompok dengan nyata-nyata merusak dan melecehkan ajaran Islam yang sangat fundamental, seperti Tuhan, Kitab Suci dan Rasulnya, di negeri-negeri Islam, maka orang dengan gampang mengatakan yang demikian itu adalah kebebasan berpendapat, berekspresi dan menafsirkan agama.
Namun, bila ada khatib, ustazd atau masyarakat Muslim mengajak jamaah dan umat Islam untuk konsiten dengan ajaran agamanya, maka orang dengan mudah menuduhnya sebabai khatib, penceramah atau ustazd yang keras dan tidak bisa berdakwah dengan hikmah, bahkan perlu dicurigai sebagai calon teroris.
Apa saja yang dituliskan dalam koran, dengan mudah orang mempercayainya, kendati itu hanya tulisan manusia dan belum teruji kebenarannya. Membaca dan mempelajarinya dianggap lambang kemajuan.
Akan tetapi, apa yang tercantum dalam Al-Qur’an belum tentu dipercayai dan diyakini kebenarannya, kendati mengaku sebagai Muslim. Padahal Al-Qur’an itu Kalamullah (Ucapan Allah) yang mustahil berbohong. Kebenarannya sudah teruji sepnajang masa dari berbagai sisi ilmu pengetahuan. Akhir-akhir ini muncul anggapan mengajarkan Al-Qur’an bisa mengajarkan paham terorisme.
Tidak sedikit manusia, termasuk yang mengaku Muslim yakin dan bangga dengan sistem hidup ciptaan manusia (jahiliyah), kendati sistem yang mereka yakini dan banggakan itu menyebabkan hidup mereka kacau dan mereka selalu menghadapai berbagai kezaliman dan ketidak adilan dari para penguasa negeri mereka. Mereka masih saja mengklaim : inilah jalan hidup yang sesuai dengan akhir zaman.
Namun, bila ada yang mengajak dan menyeru untuk kembali kepada hukum Islam, maka orang akan menuduh ajakan dan seruan itu akan membawa kepada keterbelakangan, kekerasan dan terorisme, padahal mereka tahu bahwa Islam itu diciptakan oleh Tuhan Pencipta mereka (Allah) untuk keselamatan dunia dan akhirat dan Allah itu mustahil keliru dan menzalimi hamba-Nya.
Ketika seorang Yahudi atau agama lain memanjangkan jenggotnya, orang akan mengatakan dia sedang menjalankan ajaran agamanya.
Namun, saat seorang Muslim memelihara jenggotnya, dengan mudah orang menuduhnya fundamentalis atau teroris yang selalu harus dicurigai, khususnya saat masuk ke tempat-tempat umum seperti hotel dan sebagainya.
Ketika seorang Biarawati memakai pakaian yang menutup kepala dan tubuhnya dengan rapih, orang akan mengatakan bahwa sang Biarawati telah menghadiahkan dirinya untuk Tuhan-nya.
Namun, bila wanita Muslimah menutup auratnya dengan jilbab atau hijab, maka orang akan menuduh mereka terbelakang dan tidak sesuai dengan zaman, padahal mereka yang menuduh itu, para penganut paham demokrasi, yang katanya setiap orang bebas menjalankan keyakinan masing-masing.
Bila wanita Barat tinggal di rumah dan tidak bekerja di luar karena menjaga, merawat rumah dan mendidik anaknya, maka orang akan memujinya karena ia rela berkorban dan tidak bekerja di luar rumah demi kepentingan rumah tangga dan keluarganya.
Namun, bila wanita Muslimah tingal di rumah menjaga harta suami, merawat dan mendidik anaknya, maka orang akan menuduhnya terjajah dan harus dimerdekakan dari dominasi kaum pria atau apa yang sering mereka katakan dengan kesetaraan gender.
Setiap mahasiswi Barat bebas ke kampus dengan berbagai atribut hiasan dan pakaian yang disukainya, dengan alasan itu adalah hak asasi mereka dan kemerdekaan mengekpresikan diri.
Namun, bila wanita Muslimah ke kampus atau ke tempat kerja dengan memakai pakaian Islaminya, maka orang akan menuduhnya eksklusif dan berfikiran sempit tidak sesuai dengan peraturan dan paradigma kampus atau tempat kerja mereka.
Bila anak-anak mereka sibuk dengan berbagai macam mainan yang mereka ciptakan, mereka akan mengatakan ini adalah pembinaan bakat, kecerdasan dan kreativitas sang anak.
Namun, bila anak Muslim dibiasakan mengikuti pendidikan praktis agamanya, maka orang akan mengatakan bahwa pola pendidikan seperti itu tidak punya harapan dan masa depan.
Ketika Yahudi atau Nasrani membunuh seseorang, atau melakukan agresi ke negeri Islam khususnya di Paestina, Afghanistan, Irak dan sebagainya, tidak ada yang mengaitkannya dengan agama mereka. Bahkan mereka mengakatakan itu adalah hak mereka dan demi menyelamatkan masyarakat Muslim di sana.
Akan tetapi, bila kaum Muslim melawan agresi Yahudi atas Palestina, atau Amerika Kristen di Irak dan Afghanistan, mereka pasti mengaitkannya dengan Islam dan menuduh kaum Muslim tersebut sebagai pemberontak dan teroris .
Bila seseorang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain, maka semua orang akan memujinya dan berhak mendapatkan penghormatan.
Namun, bila orang Palestina melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan anaknya, saudaranya atau orang tuanya dari penculikan dan pembantaian tentara Israel, atau menyelamatkan rumahnya dari kehancuran serangan roket-roket Israel, atau memperjuangkan masjid dan kitab sucinya dari penodaan pasukan Yahudi, orang akan menuduhnya TERORIS. Kenapa? Karena dia adalah seorang Muslim.
Bila anak-anak Yahudi diajarkan perang dan senjata otomatis untuk membunuh kaum Muslimin Palestina, maka orang akan menegatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah upaya membela diri kendati mereka adalah agresor.
Namun, bila anak Palestina belajar melemparkan batu menghadapi prajurit Yahudi yang dilengakapi dengan tank dan senjata canggih lainhya saat menghancurkan rumah, masjid dan kampung mereka, maka orang akan menuduh mereka sebagai pelaku kejahatan yang pantas ditangkap, dipatahkan tangannya dan dipenjarakan belasan tahun.
Nah, inilah sekelumit keajaiaban manusia di akhir zaman ini. Bisakah kita mendapatkan pelajaran yang baik sehingga dapat menentukan sikap yang benar, atau kita akan jatuh menjadi korban keajaiban akhir zaman? Allahul musta’an….(fj)
p/s :diambil dari [KLIK]Hassan al Banna (14 Oktober 1906 - 12 Februari, 1949, Arab:حسن البنا) merupakan reformis sosial dan politik Mesir yang terkenal sebagai pengasas gerakan Jamiat al-Ikhwan al-Muslimun.
Hassan al Banna dilahirkan pada Oktober 1906 di desa al-Mahmudiyyah di daerah al-Bahriyyah, Iskandariah, Mesir (barat laut Kaherah). Beliau berasal dari sebuah perkampungan petani yang terkenal kuat mentaati ajaran dan nilai-nilai Islam, serta keluarga ulama yang dihormati.
Bapanya, Syeikh Ahmad bin Abdul Rahman al-Banna, merupakan seorang ulama, imam, guru dan seorang pengarang terkenal, lulusan Universiti Al-Azhar, yang menulis dan menyumbang menulis kitab-kitab hadis dan fiqh perundangan Islam dan juga memiliki kedai membaiki jam dan menjual gramophone. Syeikh Ahmad bin Abdul Rahman al-Banna turut mengkaji, menyelidik dan mengajar ilmu-ilmu agama seperti tafsir al-Qur'an dan hadis kepada penduduk tempatan, dan dia banyak dipengaruhi oleh fikrah serta cita-cita perjuangan Syeikh Muhammad Abduh dan Sayyid Jamaluddin al-Afghani.
Sungguhpun Syeikh Ahmad al-Banna dan isterinya memiliki sedikit harta, mereka bukannya orang yang kaya dan bertungkus lumus untuk mencari nafkah, terutama selepas berpindah ke Kaherah pada 1924; sebagaimana yang lain, mereka mendapati bahawa pendidikan Islam dan kealiman seseorang tidak lagi dihargai di ibu negara itu, dan hasilkerja tangan mereka tidak mampu menyaingi industri besar-besaran.. (Mitchell 1969, 1; Lia 1998, 22-24)
Ketika Hassan al-Banna berusia dua belas tahun, beliau menjadi pemimpin badan Latihan Akhlak dan Jemaah al-Suluka al-Akhlaqi yang dikelolakan oleh gurunya di sekolah. Pada peringkat ini beliau telah menghadiri majlis-majlis zikir yang diadakan oleh sebuah pertubuhan sufi, al-Ikhwan al-Hasafiyyah, dan menjadi ahli penuh pada tahun 1922. (Mitchell 1969, 2; Lia 25-26). Melalui pertubuhan ini beliau berkenalan dengan Ahmad al-Sakri yang kemudian memainkan peranan penting dalam penubuhan Ikhwan Muslimin.
Ketika berusia tiga belas tahun, Hassan al Banna menyertai tunjuk perasaan semasa revolusi 1919 menentang pemerintahan British. (Mitchell 1969, 3; Lia 1998, 26-27)
Pada tahun 1923, pada usia 16 tahun dia memasuki Dar al 'Ulum, sekolah latihan guru di Kaherah. Kehidupan di ibu negara menawarkannya aktiviti yang lebih luas berbanding di kampung dan peluang bagi bertemu dengan pelajar Islam terkemuka (kebanyakannya dengan bantuan kenalan ayahnya), tetapi dia amat terganggu dengan kesan Kebaratan yang dilihatnya disana, terutamanya peningkatan arus sekular seperti parti-parti politik, kumpulan-kumpulan sasterawan dan pertubuhan-pertubuhan sosial sekular terdorong ke arah melemahkan pengaruh Islam dan meruntuhkan nilai moral traditional. (Mitchell 1969, 2-4; Lia 1998, 28-30)
Dia turut kecewa dengan apa yang dilihatnya sebagai kegagalan sarjana Islam di Universiti al-Azhar untuk menyuarakan bangkangan mereka dengan peningkatan atheism dan pengaruh pendakwah Kristian. (Mitchell 1969, 5)
Beliau kemudian menganggotai pertubuhan Jama'atul Makram al-Akhlaq al-Islamiyyah yang giat mengadakan ceramah-ceramah Islam. Melalui pertubuhan ini, Hasan al-Banna dan rakan-rakannya menjalankan dakwah ke serata pelosok tempat, di kedai-kedai kopi dan tempat-tempat perhimpunan orang ramai.
Pada peringkat inilah beliau bertemu dan mengadakan hubungan dengan tokoh-tokoh Islam terkenal seperti Muhibbuddin al-Khatib, Muhammad Rashid Reda, Farid Wajdi dan lain-lain.
Di tahun akhirnya di Dar al-'Ulum, dia menulis bahawa dia bercadang menzuhudkan dirinya menjadi "penasihat dan guru" bagi golongan dewasa dan kanak-kanak, agar dapat megajar mereka "matlamat agama dan sumber kegembiraan dan keriangan dalam kehidupan". Dia mendapat ijazah pada tahun 1927 dan diberikan jawatan sebagai guru bahasa Arab di sekolah rendah kebangsaan di Isma'iliyya, bandar provincial terletak di Zon Terusan Suez. (Mitchell 1969, 6)
Al-Imam Hassan al-Banna kemudainnya menubuhkan gerakan Ikhwan Muslimin di bandar Ismailiyyah pada Mac 1928. Ketika itu beliau berusia 23 tahun.
Di Ismailiyya, sebagai tambahan kepada kelas siangnya, dia melaksanakan matlamatnya memberi kelas malam bagi keluarga anak muridnya. Dia juga berceramah di masjid, malah dikedai kopi, yang masa itu masih baru dan dipertikaikan nilai moralnya. Pada awalnya, sesetengah pandangannya berkenaan perlaksanaan Islam yang mudah mendorong kepada tentangan hebat dengan elit keagamaan tempatan, dan dia mengamalkan polisi mengelakkan kontrovesi agama. (Mitchell 1969, 7; Lia 1998, 32-35)
Dia sedih dengan tanda-tanda jelas pengawalan ketenteraan dan ekonomi di Isma'iliyya: kem ketenteraan British, kemudahan awam dimiliki oleh kepentingan luar, dan tempat tinggal mewah milik pekerja Syarikat Terusan Suez, bersebelahan dengan rumah haram pekerja Mesir. (Mitchell 1969, 7)
Setelah berkhidmat 19 tahun dalam bidang perguruan, beliau meletakkan jawatan pada tahun 1946 untuk menyusun kegiatan dakwah dengan berkesan dalam masyarakat di bandar itu. Pengalaman ahli jemaah yang dikumpulkan sekian lama menjadikan Ikhwan Muslimin sebuah gerakan yang berpengaruh.
Ternyata Hassan al-Banna adalah pemimpin yang bijak mengatur organisasi. Ikhwan Muslimin disusun dalam tiga peringkat iaitu, memperkenalkan Ikhwan dan menyebarkan dakwah asas melalui ceramah serta kegiatan kebajikan. Kemudian membentuk keperibadian anggota agar bersedia menjalani jihad seterusnya melaksanakan cita-cita perjuangan Islam dengan tegas. Ikhwan Muslimin berjaya menjadi sebuah gerakan yang menggegarkan Mesir terutama selepas perang dunia kedua apabila gerakan itu turut bertanding di dalam perebutan kuasa politik.
Pengaruh Ikhwan yang kian kuat amat dikhuatiri oleh kerajaan Mesir yang diketuai oleh al-Nukrasi Bassa dari parti al-Sa'di yang bertindak mengharamkan Ikhwan Muslimin pada 1948 atas tuduhan merancang satu pemberontakan untuk menjatuhkan kerajaan. Sungguhpun begitu Hassan al-Banna tidak ditahan dan beliau cuba sedaya upaya menyelamatkan Ikhwan. Malangnya usaha beliau belum berhasil sehinggalah ditembak pada waktu Zohor 12 Februari 1949, ketika keluar dari bangunan Ikhwan Muslimin. Beliau menghembuskan nafas terakhir di hospital dan pembunuhan beliau didakwa dirancang oleh polis rahsia kerajaan berikutan kematian perdana menteri yang dibunuh oleh seorang pelajar yang kecewa dengan pembubaran Ikhwan Muslimin.
Jenazah al-Imam Hassan Al-Banna telah dikebumikan dengan kawalan kereta-kereta kebal dan perisai. Orang ramai tidak dibenarkan menghadiri upacara pengebumiannya, yang hadir hanya keluarganya sendiri.
“Demikianlah Kami jadikan kamu umat pertengahan untuk menjadi saksi ke atas manusia, dan Rasul pula menjadi saksi ke atas kamu.” (Al-Baqarah: 143)
“Sesiapa yang mengejar ketinggian tanpa berpenat lelah maka dia telah mensia-siakan kerjanya dalam menuntut sesuatu yang mustahil.”
“Mengorbankan jiwa, harta, masa, kehidupan dan semua perkara untuk mencapai matlamat.”
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, jiwa-jiwa mereka dan harta-harta mereka dan membayarnya dengan syurga. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu membunuh atau dibunuh. Itulah janji yang benar yang disebut di dalam kitab Taurat, Injil dan Quran. Sesiapa yang menunaikan janjinya dengan Allah, maka bergembiralah dengan janji yang kamu meterikan itu. Yang demikian adalah kemenangan yang besar.” (At-Taubah: 111)
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan gandaan yang banyak.” (Al-Baqarah:245)
“Dan di antara mereka ada yang mengorbankan dirinya kerana mencari keredhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.” (Al-Baqarah: 207)
HALUAN adalah singkatan kepada Pertubuhan Himpunan Lepasan Institusi-institusi Pengajian Tinggi Malaysia, sebuah pertubuhan bukan kerajaan (NGO) yang ditubuhkan pada tahun 1988. Ianya merupakan sebuah NGO yang berteraskan kepada prinsip dan nilai Islam, mencurahkan bakti kepada setiap lapisan masyarakat yang memerlukan tanpa batas kepercayaan agama, bangsa, politik mahupun geografi.
Pada peringkat awal penubuhan, aktiviti HALUAN terbatas kepada usaha-usaha kebajikan untuk manfaat ahli-ahli. Di peringkat ini, aktiviti-aktiviti HALUAN tertumpu kepada program-program seperti seminar dan kaunseling pelajar dan remaja, pendidikan keluarga, kursus-kursus berkaitan ekonomi dan keusahawanan, dan juga kem-kem motivasi dan pengurusan. Walaupun aktiviti-aktiviti tersebut juga melibatkan masyarakat umum bukan dari kalangan ahli, ianya agak terbatas.
Sejak tahun 2002, dengan peningkatan keahlian dan kemampuan mereka terbentuk baik, HALUAN mula melibatkan diri dengan aktiviti-aktiviti kemasyarakatan. Perkembangan terancang ini melibatkan aktivis-aktivis HALUAN turun membantu mengubati masalah-masalah sosial, di samping bantuan-bantuan kepada masyarakat miskin, terbiar, anak-anak yatim, mereka yang ditimpa bencana dan seumpamanya. Usaha ini juga dapat memberi ruang kepada mereka yang mampu dan ikhlas dari kalangan masyarakat untuk menjadi relawan bersama HALUAN dengan usaha yang kemas dan tersusun.
ASPIRASI HALUAN – Berakhlak, Mendidik dan Berbakti
Sebagai perkumpulan graduan yang prihatin, HALUAN memberi tumpuan kepada aktiviti-aktiviti bantuan pendidikan, bimbingan dan kemasyarakatan untuk memenuhi tanggungjawab asas kemanusiaan, di samping menunaikan kewajipan kepada Pencipta dalam membina masyarakat yang memahami dan menunaikan tanggungjawab, hidup dalam harmoni, berwawasan dan hormat-menghormati antara satu sama lain.
Oleh itu, ahli-ahli dan aktivis-aktivis HALUAN bersandar kepada motto mereka, iaitu ”berakhlak, mendidik dan berbakti”. Adalah menjadi aspirasi HALUAN untuk bersama masyarakat dalam apa juga bentuk aktiviti kemasyarakatan yang melibatkan ruang-lingkup motto tersebut. Ahli-ahli HALUAN kini bertanggungjawab untuk bergerak ke hadapan, bersedia dan bangga untuk membantu, supaya sentiasa dirasai kehadiran mereka dalam masyarakat, tanpa unsur-unsur kemegahan atau kepentingan diri atau pihak-pihak tertentu.
Secara umumnya, objektif kepada aktiviti-aktiviti HALUAN adalah seperti berikut:
Lapan tuntutan yang dikemukakan ialah:
1) Meminta pihak berkuasa agama ketepikan sikap prejudis terhadap para ulama/pendakwah seperti membuat tuduhan sesat tanpa bukti dan alasan yang kukuh.
2) Meminta diberi layanan yang adil kepada semua pendakwah tanpa prejudis seperti tolak permohonan tauliah dan ceramah tanpa sebab.
3) Meminta supaya dibuang senjata tuduhan Wahabi kepada golongan agama/tokoh agama hanya kerana berbeza pendapat dengan niat jahat.
4) Membantah mana-mana pihak dalam institusi agama di Malaysia menuduh Kerajaan Arab Saudi dan ulama-ulamanya. Di samping tuduhan itu salah, ia juga memberi implikasi buruk kepada hubungan kedua-dua negara.
5) Hentikan cercaan terhadap tokoh-tokoh ilmuan Islam seperti Imam Mazhab 4, Ibn Taimiyyah, Ibn Qayyim, Syatibi, Muhammad Abd Wahab dan mana-mana tokoh ilmuan Islam.
6) Meminta ruang dakwah yang adil diberikan kepada aliran yang tidak difatwakan sebagai sesat.
7) Meminta agar sesiapa yang memiliki kelulusan pengajian Islam/Agama yang sah dikecualikan daripada tauliah.
8) Meminta agar sesuatu amalan/fahaman yang berbeza dengan amalan setempat tidak dikategorikan sesat, selagi mana ia bersandarkan kepada dalil-dalil dan kaedah yang sah.
kita sama-sama teliti dan kita hayati masalah ini dengan ilmu tanpa ada emosi dan prejudis...
memang badan mereka sakit dan merana tetapi jiwa mereka cukup bahagia…
It is a hadith from our Prophet Muhammad SAW (riwayat Muslim).